"Bagaimana aku tahu segala sesuatu yang tidak
dikatakan?"
Beberapa bulan yang lalu, saya pernah menulis tentang perbedaan
bahasa cinta yang dimilki masing-masing orang. Perbedaan ungkapan kasih sayang
ini seringkali menimbulkan kesalahpahaman yang tak jarang berakhir buruk. Iya,
setiap orang ternyata butuh untuk tahu bahwa ia dicintai, entah sekadar untuk
menghiasi hari-hari atau justru sebagai modal untuk bertahan hidup.
Saya punya kakak tingkat yang tidak pernah ngobrol
dengan ayahnya selama bertahun-tahun. Pun dengan ibu dan kakak-kakaknya. Hanya
satu dua kalimat jika diperlukan. Rumah terasa dingin, jauh dari kehangatan
canda dan tawa. Setelah bertahun-tahun dalam kondisi seperti itu, akhirnya
kedua orang tuanya bercerai, dan tinggalah ayahnya seorang diri di rumahnya.
Padahal dari cerita senior saya, masih ada perasaan cinta satu sama lain yang
tertahan, tidak diungkapkan sekian tahun lamanya.
Cerita serupa juga dialami adik kelas saya. Namun kali
ini adalah hubungannya dengan kakaknya. Sekadar untuk berbincang menanyakan
hobi masing-masing saja tidak pernah. Boro-boro intens komunikasi. Kakaknya
yang cuek minta ampun yang membuat adiknya takut dan berubah menjadi enggan
untuk berinteraksi. Saat duduk bersama pun, tidak ada gurauan yang terdengar.
Diam dan dingin. Meskipun baik kakak maupun adiknya, sebetulnya masih memiliki
perhatian satu sama lain. Hanya karena tidak pernah diungkapkan, akhirnya
membuat adik kelas saya enggan untuk menyebut nama kakaknya.
Selain dua contoh di atas, masih banyak lagi cerita
yang mirip-mirip. Ada yang berujung depresi karena menganggap tidak ada orang
yang peduli dengan dia. Juga ada yang sampai ingin mengakhiri hidup karena
merasa tidak diinginkan lagi oleh keluarganya. Kasus-kasus tersebut, akar
masalahnya sama : tidak adanya ungkapan cinta atau kasih sayang secara
verbal/lisan. Kita butuh kejelasan sejelas-jelasnya bahwa kita memang
diinginkan, dipedulikan, dan diprioritaskan.
Jadi, jikalau kau cinta, katakanlah.
Sebelum semua menjadi dingin dan hancur.
Sebelum semua menjadi dingin dan hancur.
Tidak ada komentar