IQRA!



Entah berapa kali aku mempertanyakan pada batinku sendiri, mengapa Allah menomor satukan perintah untuk membaca. Sampai pada kesadaran bahwa aku senang sekali membaca.  Awalnya hanya membaca buku pelajaran. Lambat laun setelah Bapak sering memberiku uang jajan berlebih, aku selalu menyisihkan untuk membeli buku-buku populer.

Aku mulai membeli buku sendiri ketika SMP. Seingatku, buku yang aku beli pertama kali adalah buku tentang motivasi. Buku yang mengantarkanku untuk bertualang membaca buku lainnya. Buku tentang reproduksi remaja, novel kehidupan santri, atau buku tentang penyakit. Masih tipis, paling tebal mungkin hanya 300-400 halaman. Kemudian saat SMA, seleraku mulai merambah buku-buku biografi. Lebih tebal tentunya. Aku membaca dengan seksama kisah perjuangan Kartini, kepemimpinan SBY, sampai anekdot-anekdotnya Gus Dur. Hanya sesekali aku membaca novel roman picisan, itu pun aku cari yang agak tebal. 😃

-

Orang yang membaca itu bukan cuma orang yang duduk diam di pojokan. Jiwa dan pikirannya sudah mengembara melintasi ruang dan waktu. Melintasi era-era kepemimpinan yang tidak bisa dihadiri oleh raga. Menapaki jalannya para pemburu. Menghirup aroma kemanusiaan di berbagai penjuru semesta; apakah dipenuhi bau anyir darah pertumpahan, atau harumnya roti di pasar-pasar tradisional.

Saat kita membaca, kita akan menyelami diri kita sendiri. Menelusuri luka-luka batin yang masih tertinggal di persendian, atau memori tentang hari-hari bahagia yang takkan bisa diulang. Kita terus bergesekan dengan hal-hal tak terduga dari buku yang kita baca. Gesekan itulah yang akan menghaluskan budi kita, kalbu kita. Semakin halus, sampai kita bisa merasakan sentuhan kasih Allah yang begitu lembut.

Iqra wa robbukal akrom. Alladzii 'allama bil-qolam.

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena.


Tidak ada komentar